Pada zaman modern ini, telah terjadi pengenalan proses yang memang sulit dimengerti oleh para anak – anak yang dilahirkan oleh para istimewa, dan itu dimulai dari 4 keluarga yang istimewa, dari sinilah itu dimulai.
Di Sekolah.
“Sudah dik, jangan berantem lagi sama dia, kasihan kan dia?” ucap Ilbani. “Apaan sih kakak ini, belain dia terus. Dia itu selalu nyari gara – gara sama aku.” ucap Ilmira. “Tidak apa – apa , kak. Sebaiknya saya pergi duluan.” ucap Oktara. “Tapi apa kamu bisa pulang sendiri?” ucap Ilbani. “Nanti saya bisa pergi dengan Lusara.” terang Oktara.
Di Gedung Olahraga.
Tidak sengaja Ilbani membuat Ludori, kakak Lusara yang sangat misterius.
“Kamu! Apa yang kamu lakukan?” ucap Ludori. Ludori sangat marah pada saat itu, dan akan memukul Ilbani tapi terjadi keanehan pada saat itu. Tiba – tiba gelang di tangan Ilbani mengeluarkan cahaya dan menyilaukan mata Ludori.
“Ada apa ini? Ludori, Ilbani, apakah kalian berkelahi?” ucap Pak Guru Kranim. “tidak pak, tidak terjadi apa – apa disini.” Ucap Krenima menjelaskan. Krenima sendiri adalah anak dari Pak Guru Kranim, sekaligus sahabat dari Ilbani. Pak Kranim pun beranjak pergi. Dan perkelahian pun dapat diredam tapi menimbulkan ancaman. “Kamu sekarang lolos Ilbani, tapi lain kali kamu akan menanggung akibatnya, karena kamu sering mengganggu hidupku. Camkan itu!” ucap Ludori. “Sudah – sudah, kalian ini tidak ada habisnya.” ucap Krenima.
Di Kantin.
“Tadi memangnya kalian kenapa, Ilbani?” ucap Krenima. “Tadi aku tidak sengaja, membuat si Ludori jatuh.” ucap Ilbani. “Makanya kamu itu harus hati – hati, ok?” ucap Krenima. “Tapi tunggu, ada yang aneh tadi, masa gelang ini tiba – tiba mengeluarkan cahaya.” jelas Ilbani. “Sini aku lihat gelangnya, aku juga punya gelang seperti ini.” ucap Krenima. “Ya, benar sekali. Kalau aku perhatikan ada 4 keluarga di daerah ini yang memiliki gelang seperti ini, keluarga Ilkratina yakni keluargaku sendiri, keluarga Kruanama yakni keluargamu sendiri, keluarga Lubosyia yakni keluarga Ludori, dan keluarga Oksiansyah yakni keluarga Oktara.” jelas Ilbani. “Iya ya, kenapa bisa gitu? Aneh.” ucap Krenima. “Itu tidak penting, yang harus kita lakukan adalah menyelidiki ada apa dengan semua ini. Kamu harus membantu aku untuk ini, ok.” ucap Ilbani. “Ok, tapi gimana caranya?” ucap Krenima. “Gini aku bakal mencari dokumen di keluargaku, dan kamu tolong usahakan mencari tahu langsung ke keluarga kamu. Karena keluargaku sangat tertutup soal ini. Gimana?” ucap Ilbani. “Ok, kita mulai sekarang.” Ucap Krenima.
Mereka pun mencari informasi – informasinya, hingga mereka pikir hal itu tidak mungkin dapat dicari dalam waktu yang dekat, butuh waktu yang lama. Tiba – tiba di suatu tempat ada seorang kakek yang meminta pertolongan, mungkin beliau kesusahan, Ilbani dan Krenima membantu kakek tersebut. Kakek tidak sengaja melihat gelang yang dipakai oleh mereka berdua, dan kakek merasa mengingat sesuatu, dan dari kakek itulah Ilbani dan Krenima mengetahui asal – usul gelang tersebut.
“Terima kasih atas pertolongan dari kalian.” ucap kakek. “Ya, kek. Sama – sama, tapi kakek tidak kenapa – kenapa? Nama kakek siapa?” ucap mereka berdua. “Ya, kakek baik – baik saja. Nama kakek Hidrana Hifrata. Apa itu yang kalian berdua pakai di tangan kalian? Apakah itu sebuah gelang” ucap kakek Hidrana. “Ya, kek. Ini sebuah gelang. Apakah kakek tahu asal – usul gelang ini?” ucap mereka berdua. “Kakek memang mengetahuinya. Sebenarnya nenek moyang kakek menceritakan bahwa ada sebuah gelang yang memiliki hal yang menakjubkan. Dan itu dapat membuat dunia gempar, apabila pemiliknya memiliki tekad yang kuat dan hati yang suci maka dia dapat membasmi kejahatan Klavir Kloroma. Klavir Kloroma adalah seorang psikopat yang jahat. Sebenarnya asal gelang itu adalah dari keluarga Kloroma. Suatu hari Klirivan Kloroma menemukan suatu benda yang mengeluarkan cahaya, dan itu adalah suatu gelang. Di akhir wafatnya, Klirivan Kloroma memberikan gelang satu – satunya itu kepada anak perempuannya yakni, Klarana Kloroma. Karena merasa sangat dirugikan dari kejadian tersebut, Klirivan Kloroma mencurinya, dan menggandakannya hingga dipakai oleh banyak orang, seperti oleh kalian. Hanya itu yang bisa kakek sampaikan pada kalian sampai saat ini. Kalian akan mengetahuinya lambat kaun, dan kalian akan mendapatkan pelajaran yang berharga dari ini. Dan waktunya nanti akan tiba, waktu dimana kalian akan mengalami PENYEBRANGAN.” jelas kakek Hidrana Hifrata. Tidak disangka terjadi angin rebut seketika, dan ketika mereka melihat ke arah kakek, kakek tersebut sudah menghilang. “Tapi, kek. Kamu belum paham mengenai semua keanehan ini. Loh kakek kemana Kren?” ucap Ilbani. “Aku juga tidak tahu, setelah angin rebut tadi selesai tiba – tiba kakek itu sudah hilang.” ucap Krenima. “Yang harus kita lakukan, adalah terus menyelidikinya, ok. Kamu jangan kasih tahu siapapun mengenai ini untuk waktu dekat. Kita harus tahu benar semuanya, baru kita menceritakannya kepada orang lain.” ucap Ilbani.
-Bersambung-